Mitsubishi, sebuah nama yang sangat terkenal di dunia otomotif Indonesia, tentunya di kelas mobil niaga. Dan sudah barang tentu, Mitsubishi juga berusaha untuk menjadi mearket leader di kelas III. Oleh karena itu, Mitsubishi Motors Corp., melalui ATPM di Indonesia juga turut serta berpartisipasi dalam persaingan bus chassis di Indonesia.
Dimulai pada tahun 70-an, Mitsubishi mulai meluncurkan truk dan chassis bus T653, medio 80-an kembali meluncurkan bus chassis seri BM, serta terakhir tahun 90-an, meluncurkan RM yang sangat terkenal. Pada awalnya, penjualan bus Mitsubishi ini sangat bagus, karena tentu saja didukung oleh penjualan truk sejenis yang juga cukup baik, sehingga layanan purna jualnya juga semakin baik. tetapi memasuki medio 90-an, di mana para pesaing mulai mengeluarkan seri bus-bus baru, Mitsubishi mulai terlihat kehilangan taji untuk bertarung. Bahkan, kemunculan terakhir seri-BM117N yang super panjang-pun juga tidak mendapat respons yang baik di pasar, apalagi si "raja" RM117N, waduuh, malah susah...
Bukan merupakan kesalahan produk yang menyebabkan Mitsubishi bak tenggelam di kancah persaingan bus kategori III di Indonesia, melainkan penulis lebih menilai karena kurangnya inovasi dari perusahaan induk di Jepang. Bayangkan saja, mosokseri bus BM dari sejak pertama hingga terakhir, pancet ae, alias sama saja, tetap keras buat penumpang!
Dari awal, berikut adalah seri-seri chassis bus Mitsubishi yang dipasarkan di Indonesia:
1. Bus Kecil:
FE114E-BC, mesin 4D31, 3.298cc, 100Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.280mm,
FE119E-BC, mesin 4D34, 3.907cc, 120Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.280mm,
FE334E-BC, mesin 4D31, 3.298cc, 100Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.350mm,
FE349E-BC, mesin 4D34, 3.907cc, 120Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.350mm,
FE449E-BC, mesin 4D34, 3.907cc, 120Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.350mm,
FE447F-BC, mesin 4D33, 4.324cc, 135Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.760mm,
FE84G-BC, mesin 4D34Ti, 3.907cc, 136Ps, 5-speed manual, wheelbase: 3.780mm.
2. Bus Besar:
B653BC, mesin 6D13, (maaf datanya sulit sekali didapat, sudah ketuaan),
BM115L, mesin 6D14, 6.557cc, 160Ps, 5-speed manual, wheelbase: 5.200mm,
BM116L, mesin 6D15, 6.913cc, 175Ps, 5-speed manual, wheelbase: 5.200mm,
BM117L, mesin 6D16, 7.545cc, 190Ps, 5-speed manual, wheelbase: 5.200mm,
BM117N, mesin 6D16, 7.545cc, 190Ps, 5-speed manual, wheelbase: 5.800mm,
RM117L, mesin 6D16, 7.545cc, 190Ps, 5-speed manual, wheelbase: 5.200mm,
RM117N, mesin 6D16T, 7.545cc, 220Ps, 6-speed manual, wheelbase: 5.800mm.
Gimana, cukup banyak bukan??. di sini kita akan lebih banyak membahas untuk bis besarnya saja, karena lebih seru! dari beberapa seri bus besar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bus berseri BM merupakan bus seri front engine alias mesin depan, terus RM merupakan bus seri rear engine atawa mesin belakang.
Ok, pertama-tama, kita ulas dulu yang seri BM. Seri BM ini merupakan tulang punggung penjualan M

Dari segi produk, tidak ada yang salah dari seluruh seri bus Mitsubishi, tetapi sekali lagi, inovasi dari Mitsubishi sangat kurang. Bayangkan saja, bus seri BM dan RM mempunyai ukuran dan jumlah leaf spring yang sama untuk gandar depan dan belakang. Waah, betapa kerasnya bantingan suspensi Mitsubihi untuk seri RM untuk penumpang depan? Hal ini ternyata diamini oleh para sopir dari bus Mitsubishi, yang mengatakan bahwa Mitsubishi itu enak, kencang, dan lincah, tetapi naikannya persis naik truk, atos(keras) banget! (nah tu, heboh kan?), bahkan tak hanya keras naikannya, para sopir mengeluhkan juga soal feedback setir yang berlebihan yang harus ditahan oleh lengan dan badan para sopir ketika melibas jalanan yang jelek. Hal itu pula yang membuat para pengusaha bus di luar jawa dengan kondisi jalan yang hancur lebur enggan menggunakan Mitsubishi sebagai armadanya. Mitsubishi terlihat hanya mengandalkan PO bus di jawa sebagai pasarnya.
Dan beginilah akhirnya, Mitsubishi benar-benar mundur dari kancah persaingan bus besar pada awal tahun 2001-an. Sayang beribu sayang, cerita para sopir tentang keganasan Mitsubihi (terutama BM) seolah sirna tanpa bekas. Tetapi para penggemar bus urung sedih, masih ada beberapa bus Mitsubihsi yang masih operasi kok, apalagi di Jawa Barat, buanyaakk.. Coba aja PO. Luragung yang sekencang angin pantura (meski sedikit agak banyak ngawurnya). Kalau yang di Jatim, monggo coba PO. Sumber Kentjono yang agak lama karena yang lama masih pakai BM117, PO. Akas juga masih banyak Mitsubishinya. Terus yang bolak-balik Malang-Surabaya bisa coba patas PO. Laksana Anda yang bodian baru Piala Mas model sprinter.
Terima kasih sudah baca ulasan seri bus MItsubishi ini, jangan lupa baca yang lain, dan nantikan selalu artikel yang baru lainnya. Kalau ada kurang atau keliru, mohon saran dan kritik membangunnya. Para bus-mania, saya anjurkan untuk mencoba dan menikmati perjalanan dengan bus Mitsubishi BM/RM, kalau pas dapat yang kencang, rasakan kedashyatan raungan mesin dan kelincahan bus Mitsubishi. Tapi saran saya, bagi yang punya wasir atau pegal linu, baiknya bawa bantal lebih baik, hehehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar