Jumat, 17 Februari 2012

AIR SUSPENSION

Bicara mengenai Air Suspension, pastilah kita bicara mengenai kenyamanan penumpang. Tidak banyak chassis bis di Indonesia yang menggunakan sistem suspensi udara ini. kebanyakan yang mempergunakannya adalah merek-merek Eropa, seperti MAN, MB, Scania, Volvo. Sedangkan merek Asia hanya sebatas Hino dan Hyundai serta beberapa asal China yang dimasukkan oleh beberapa importer.
Ada di chassis bus apa saja?, mari kita lihat satu-per-satu. MAN menguunakan suspensi udara pada keseluruhan lineup chassisnya di Indonesia, begitu pula untuk Scania dan Volvo. Mercedes menggunakan suspensi udara ini pada seri OH1725 sebagai perangkat opsional, dan standar pada seri OH1632. Dari Asia, Hino juga melengkapi seri RG1JSKG dengan perangkat suspensi udara ini. Berbeda dengan merek Eropa yang rata-rata menggunakan suspensi udara buatan sendiri, dengan kontrol suspensi menggunakan elektronic dengan berbagai macam setelan pengendalian, merek Asia lebih simpel, yakni membeli perangkat tersebut dari pemasok saja. Seperti Hino yang menggunanan suspensi udara buatan Hendrickson bertipe HAS230.
Mengenai jumlah, itu tergantung pada tujuan pemggunaan chassis yang ada. Seperti merek-merek Eropa, jika chassis ditujukan untuk penggunaan coach / luxury class, suspensi udara ini terletak pada keseluruhan titik axle, kalau bus normal 4x2 (6ban) berarti terdapat 2 airbag di tiap titik axle, yang kalau ditital mencapai 8 buah. Jika ada 8 buah airbag, maka chassis ini mempunyai julukan all AirSus. Tetapi ada juga yang hanya menaruh suspensi udara ini di bagian belakang, seperti opsional pada MB OH1725 dan Hino RG1J. Bedanya, jika pada OH1725 terdapat 4 buah airbag di bagian belakang, maka pada RG1J hanya terdapat 2 buah airbag pada bagian belakang. Perbedaan ini disebabkan antara lain oleh konstruksi bawaan chassis yang ada, serta tingkat efektivitas dan eknomis.
Sebenarya suspensi ii sangatlah unggul, tetapi pada prakteknya, jika digunakan di Indoesia dengan medan jalan yang buruk, maka keunggulan yang ada langsung bisa menjadi bumerang bagi pemilik bus yang bersangkutan, karena jika sudah rusak (biasanya bocor, seal rusk, karet pecah), biaya penggantiannya begitu mahal, yakni kurang lebih sekitar 50juta-an per satu set air suspension. Mahal khan teman-teman??
Tetapi selain buatan asli pabrik, ada juga suspensi udara buatan karoseri-karoseri yang lebih kuat, karena diriset khusus untuk pasar Indonesia, seperti AirSus buatan Karoseri Adi Putro dan Karoseri Morodadi Prima yang baru saja di launching beberapa bulan lalu. Buatan karoseri ini jauh lebih murah dan lebih simple, sehingga banyak perusahaan otobus yang menggunakan suspensi udara buatan karoseri-karoseri ini. Sebutlah saja Hino RK8J Airsus milik P.O. Kramat Djati yang mengadopsi AirSus buatan karoseri Adi Putro.
Karena saya berdomisili di Jawa Timur, kalau bus merek Eropa sih banyak yang punya, seperti MB/Scania/Volvo milik P.O. Harapan Jaya yang paling banyak. Kalau merek Jepang, khususnya Hino RG1JSKG, saya hanya bisa memberi info kalau yang menggunakan suspensi udara ini adalah P.O. Eka pada armada bis patasnya. Tapi karena sudah pernah rusak dan biaya operasionalnya mahal, baru-baru ini suspensi udara milik P.O. Eka telah dipensiunkan, dan sebagai gantinya, kembali menggunakan suspensi konvensional alias per daun, yaa....
Itulah serba-serbi Air Suspension alias airbag atawa suspensi udara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar